Anak-anakku sering bertanya, " Yah, aku ini anak Aceh atau anak Jogya ?" aku tertawa sebab Aceh dan Jogya tak ada bedanya, darah tetap darah, kataku " Nak, darahmu asli darah pejuang, jiwamu asli jiwa pemberontak, pejuang dan pemberontak selalu sama, diperlakukan tidak adil oleh penguasa " ganti anakku tertawa (entah apa yang ada dalam pikirannya). Kembali ke Titik Nol 11 September 2010. 2 hari sesudah Iedul Fitri 1431 H.
Kamis, 30 September 2010
Sendang Kasihan Bantul dan Sejarahnya. by hasnan habib kota Depok
DALAM pengembaraannya, Raden Mas Sahid atau lebih dikenal dengan nama Sunan Kalijaga di tengah perjalanan ditemui sosok misterius yang memberi petunjuk pada beliau. Sosok misterius itu pada intinya memberikan pesan, agar Kanjeng Sunan Kalijaga lebih memperdalam ilmu agamanya. Selain itu, sosok itu juga memberi sebuah tongkat sakti pada Kanjeng Sunan. Tongkat itu bisa digunakan jika suatu saat sangat dibutuhkan, pesan sosok itu.
Ketika Sunan Kalijaga sampai di daerah yang kering, beliau ingin wudhu untuk shalat dan tidak ditemukan air. Lalu teringat dengan tongkat pemberian sosok waktu di perjalanan. Akhirnya beliau berdo’a, memohon kepada Allah dan kemudian menancapkan tongkat itu ke tanah. Do’a Sunan Kalijaga dikabulkan oleh Allah. Dari bekas tancapan itu keluar mata air yang bersih untuk wudhu.
MISTERI BATU GILANG KOTAGEDHE. by hasnan habib kota Depok
MISTERI BATU GILANG
Perebutan kekuasaan dan politik tidak hanya terjadi saat ini. Sebuah bukti sejarah dari tahun 1587, mampu menerangkan hal tersebut. Batu Gilang, yang dimuliakan di Ndalem, Kotagede, Purbayan. Katanya batu gilang ini sebenarnya adalah singgasana Panembahan Senopati, Mataram. Hal itu seperti dikatakan oleh abdi dalem Kraton Yogyakarta, padahal batu itu adalah petilasan shalat Panembahan Senopati , Hastino Darwinto yang mengabdi pada Kraton Yogyakarta sejak 1996.
“Awalnya dari penyerahan Tanah Kemerdekaan, Alas Mentaok dari Ki Ageng Mangir III, …” Bp. Hastino Darwinto, abdi dalem sejak 1996 mendapat kehormatan sebagai jurukunci
Kamis, 23 September 2010
Prajurit Nyutro. by hasnan habib
Jiwaku adalah jiwa prajurit kesepian, berbuat dan berjuang sendiri, berjalan di malam malam gelap, mengelilingi kamar demi kamar keraton, agar tak ada pencuri yang mengendap tanpa tak kuketahui, disaat orang nyenyak tertidur , aku terjaga, menjaga mereka yang terlelap, perjuangan tanpa penghargaan dan tepuk tangan, aku prajurit senyap, mandiri dalam kegelapan, namun yang pasti penuh kesetiaan! . by hasnan habib kota depok
Rabu, 22 September 2010
Kamar Nabi Muhammad
Didalamnya pernah berdoa seorang kekasih allah sejati, sang penyebar cahaya ke penjuru dunia, di kamar ini doa yang menembus langit selalu mengalir keseluruh penjuru dunia, ummati ummati demikian panggilan yang sering terlontar dari mulutnya, bahkan sampai saat ajal menjemput, kapankah aku bisa sampai kesana , mencecap manisnya bekas doa sang kekasih
Gedung Pusat VOC, Biang Penjajahan Indonesia. by hasnan habib kota Depok
Sedih dan miris , Untung Suropati, Sultan ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya, Pakubuwono VI, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Syech Yusuf, dan lain lain, pernah meringkuk didalamnya, disiksa, dibuang sesuka Gubernur Jendral Belanda, sekarang mereka jadi Hakim yang mengadili kejahatan kemanusiaan, padahal merekalah biang kejahatan di masa lalu. Sebuah monumen bukti nyata penjajahan di Indonesia. by hasnan habib kota Depok
Sabtu, 18 September 2010
Gerbang makam Sultan Agung Al Matarami. by hasnan habib kota depok
Inilah sosok Amirul Mukminin yang alim ulama maka ia damai disisi-nya, sejarah hidupnya padat berisi perjuangan, betapa banyak musuhnya ia kalahkan, namun ia tahu musuh utamanya adalah kematian dan kehidupan sesudah mati, maka ia menulis begitu panjang buku tentang kehidupan, Sastro Gendhing, kumpulan pengalaman hidupnya, Mataram berkibar dengan bendera petani yang prajurit dan prajurit yang petani, gerbang pintu ini memuat begitu banyak kisah salah satunya adalah tertanamnya kepala JP Coen, Gubernur Jendral Batavia ke IV yang ditebas kepalanya oleh Utari Sandi Jayaningsih, salah satu pasukan khusus Mataram, lalu Sultan Agung menguburkan kepala itu di tangga persis sebelum masuk kegerbang makamnya. Sultan tahu bahwa JP Coen adalah salah satu penerus tahta Ksatria Naga, sebuah orde pasukan khusus tentara Salib, Sultan tahu ia berhadapan dengan perang Salib di Bumi Nusantara, Sultan yang sangat tahu sejarah.by hasnan habib kota depok
Jumat, 17 September 2010
Nyi Ageng Serang, Pahlawan Nasional dari Mataram Yogyakarta
Dukamu sang dewi, memetik buah yang amat pahit, cintamu sang dewi penuh kelembutan , namun derasnya darah birumu lebih deras dari arus Kali Progo, lembah dan ngarai medan pertempuranmu, entah apa yang menjadikanmu wanita perkasa, diusiamu yang renta, mungkinkah cintamu pada negeri ini, ataukah ruh jihadmu, Nyi, biarkan kami anak cucumu mengagumi semua yang pernah kau berikan pada bangsa ini, dan meneladani darah pejuangmu, Nyi , betapa inginnya aku bertemu denganmu agar bisa mendengar ceritamu betapa cinta membuatmu dikenang sepanjang masa oleh sejarah.
Selasa, 14 September 2010
Cut Nyak, disisi makammu. by hasnan habib kota depok
Andai dirimu masih hidup saat ini, tentu sudah kuajak anak-anakku kerumah panggung tuamu, nun jauh diujung Pasai, Cut Nyak, betapa rinduku pada sosok perjuanganmu, kurasakan hawa kerasmu saat kupinang wanita Aceh yang saat ini menjadi ibunya anak-anakku, dengan sebuah keinginan bertemu dengan genetika unggul perjuangan, anak anakku ingin kujadikan seperti dirimu, berjuang meninggalkan seribu kesenangan, demi sebuah kemerdekaan negeri, kalah menang adalah tujuan akhir, dirimu telah menunjukkannya, pada sisi dunia kepahlawanan, by hasnan habib kota depok
Gunung Merapi
Jejak panjangku masih membekas nyata dipuncaknya, gigir boyo masa terasakan sampai saat ini, seluruh ketakutan yang mencekam di puncak Merapi, masih terngiang di kupingku, derap kuda Eyang Sapujagad di pos pertama , dingin kabut yang menusuk tulang, semua masih terasa dikehidupanku kini, sebuah perjuangan jati diri, tanpa tepuk tangan, tanpa pujian, bekerja untuk sesama, tanpa penghargaan, jejak panjangku masih disana : puncak Merapi yang menjulang, dengan kawah yang meleleh sepanjang masa, namun aku pernah berdiri disana, setiap saat, sebab diatas sana kutemukan kedamaian sesudah tumpah semua keringat perjuangan. Merapi Mei 1981
Sabtu, 11 September 2010
Nahrisyah, Ratu terakhir Samudera Pasai
Kemegahan yang terhampar dipintu kuburmu sungguh menggugah hati saat kubersimpuh disisi makammu, di Samudera Pasai negeri seribu wali, kudatang dengan seribu janji, dikubur itu aku tergugu, betapa megah Islam saat engkau bertahta, Nahrisyah namamu, menjadi salah satu putri terbaik dalam jamanmu, kudatang mengucap salam rindu, sebab kini diriku masuk dalam keluargamu , darah birumu, darah para pemberani, di Samudera Pasai, aku bersimpuh.
Tugu, Titik Nol kehidupan
Setiap sore kutunggu dipinggir tugu, dipojokan halte, bayangan indah hidupku, tak jua datang kecuali hanya mimpi mimpi kesiangan, hidup ini indah itu bukan untukku , namun hidup juga tak sia sia, bila kini hatiku hadir di tugu, mungkin itu karena 3 tahun aku selalu menunggu disana Titik Nol di Tugu, hari ini 18 tahun yang lalu, aku baru teringat disitu aku pernah berjanji bahwa hidup ini tak mudah untuk itu aku selalu merendah agar aku bisa hidup tanpa terbentur apapun, selalu setiap hari kurindukan, duduk dipojokan tugu, seperti dahulu.
Madukismo 20 tahun yang lalu. by hasnan habib kota depok
tak ada babak hidupku yang lebih pahit saat itu, berlumuran olie, dan debu Tebu yang menyesakkan, mesin yang berderak derak, lalu kata kata itu " oalah le, kementhus temen awakmu, jebulane awakmu ming kuli tebu, ning Madukismo !, kata kata itu, akan kuingat selalu bersama dengan kata kata ibuku yang arif " Yo wis le, lakonono, tak dongakke agung uripmu, sugih bandha donya akhirat, ojo digugu , ojo dirungu mergo kowe ming kuli tebu, entenono tekane dongaku , misuwur jenengmu, ning kelingono nek awakmu pancen wis tau dadi kuli tebu " Ibu begitu indah kata-katamu, dan aku tak pernah lupa bahwa aku memang bekas kuli tebu, "Tumungkul ing antebing kalbu" , dan betul kata katamu ibu, hidup hanya tumungkul, seperti saat ini kulalui. by hasnan habib kota depok
Batu Gilang, Singgasana Panembahan Senopati.by hasnan habib kota depok
Kumulai blog ini dengan "watu gilang" untuk menandai titik Nol dalam kehidupanku, Watu Gilang adalah dampar kencono milik Panembahan Senopati, raja Mataram Islam pertama,namun dititik ini aku melihat bahwa batu gilang adalah tempat Panembahan bermunajat dan shalat, beliau berjuluk Raden Ngabehi Loring Pasar, mau tak mau aku harus mengaku kebesaran Visi beliau dalam membangun apa yang disebut dengan "Kerajaan Mataram" di tahun 1587 hingga masih eksis sampai kini. Mungkin aku bukan raja, bahkan juga bukan keturunan raja, namun aku punya visi sebuah dinasti, barangkali nanti anak-anakku yang akan meneruskan visi itu hingga menjadi sebuah kenyataan, visi itu bernama " Pesantren Tani Abadi " sebuah pertanian yang membangun jati diri manusia, yang membentuk sebuah kerajaan Tani, sebuah dapur dimana manusia harus pergi untuk mencari makan untuk hidup.Dari Titik Nol Yogyakarta, Nyutran tepatnya, keperadaban Batavia, Jakarta maksudnya, mampir ke Samudera Pasai, sebuah " Medan Perang " balik lagi ke Batavia, dan berlabuh disebuah kota tempat Roro Pembayun Istri Mangir bernama Depok, dipinggiran sebuah mata air Kali Sunter. Sah saja seandainya memang nanti aku mampu menggandeng putri mahkota kraton Yogyakarta untuk datang kerumahku, karena memang aku ingin dia bertemu leluhurnya Ratu Pembayun yang juga leluhurku , yang makamnya ada tak jauh dari rumahku sekarang ini.by hasnan habib kota depok
Langganan:
Postingan (Atom)