Anak-anakku sering bertanya, " Yah, aku ini anak Aceh atau anak Jogya ?" aku tertawa sebab Aceh dan Jogya tak ada bedanya, darah tetap darah, kataku " Nak, darahmu asli darah pejuang, jiwamu asli jiwa pemberontak, pejuang dan pemberontak selalu sama, diperlakukan tidak adil oleh penguasa " ganti anakku tertawa (entah apa yang ada dalam pikirannya). Kembali ke Titik Nol 11 September 2010. 2 hari sesudah Iedul Fitri 1431 H.
Sabtu, 11 September 2010
Madukismo 20 tahun yang lalu. by hasnan habib kota depok
tak ada babak hidupku yang lebih pahit saat itu, berlumuran olie, dan debu Tebu yang menyesakkan, mesin yang berderak derak, lalu kata kata itu " oalah le, kementhus temen awakmu, jebulane awakmu ming kuli tebu, ning Madukismo !, kata kata itu, akan kuingat selalu bersama dengan kata kata ibuku yang arif " Yo wis le, lakonono, tak dongakke agung uripmu, sugih bandha donya akhirat, ojo digugu , ojo dirungu mergo kowe ming kuli tebu, entenono tekane dongaku , misuwur jenengmu, ning kelingono nek awakmu pancen wis tau dadi kuli tebu " Ibu begitu indah kata-katamu, dan aku tak pernah lupa bahwa aku memang bekas kuli tebu, "Tumungkul ing antebing kalbu" , dan betul kata katamu ibu, hidup hanya tumungkul, seperti saat ini kulalui. by hasnan habib kota depok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar