Ki Ageng Mangir dan wilayah Mangir tidak perlu diperangi malah kalau bisa dirangkul, Patih Mondorokolah yang mengusulkan kepada Panembahan Senopati agar Ki Ageng Mangir ditarik kedalam barisan kekuatan (Aliansi) Mataram Mangir, mengingat kesaktian dan pengaruhnya di telatah Mataram bagian Barat, sebagai murid Sunan Kalijaga langsung, sangat mustahil kalau beliau mengawinkan cucu tercintanya dengan seorang non Muslim yang terjadi adalah proses dakwah Mataram melalui kesenian di wilayah Mangir,
oleh karena itu Ki Ageng Mangir Wonoboyo III adalah menantu syah dari Panembahan Senopati, pengislamanya adalah proses panjang yang disetujui dan direstui sepenuhnya oleh Panembahan Senopati dan berakhir dengan pernikahan antara Roro Pembayun dengan Ki Ageng Mangir
Watu Gilang adalah sebuah batu tempat shalat bukan singgasana Panembahan Senopati, adalah sangat aneh mendeskripsikan singgasana dengan sebuah batu tempat shalat, tidaklah mungkin singgasana Panembahan Senopati dari batu pipih hitam setinggi 40 Cm . Sebagai seorang raja, tidaklah layak mengingkari janjinya menerima Mangir sebagai menantu dihadapan pisowanan agung (kecuali orang lain yang menuliskan kisah palsunya) , Pembunuhan Ki Ageng Mangir pastilah dilakukan oleh orang lain (diduga Raden Ronggo, putra Panembahan Senopati yang memang kontroversial keberadaannya) pembunuhan dilakukan saat Ki Ageng Mangir sedang shalat diatas watu Gilang,ini menandakan hubungan Ki Ageng Mangir yang sangat dekat dengan Panembahan Senopati, pembunuhan Ki Ageng Mangir oleh Raden Ronggo dilakukan dengan watu gatheng yang dihantamkan pada tengkuk Ki Ageng Mangir ketika beliau sedang sujud. oleh karena itu penulis setuju bahwa Ki Ageng Mangir meninggal akibat pecahnya tengkorak Ki Ageng Mangir. Bila pembaca sempat menengok lokasi Watu Gilang dan letak batu Gatheng di Kotagedhe maka pembaca akan setuju dengan penulis bahwa sangat besar kemungkinan Ki Ageng Mangir terbunuh saat sedang shalat /
Raden Ronggo membunuh Ki Ageng Mangir karena dipengaruhi oleh telik sandi para adipati seperti Blambangan, Madiun dll yang sedang melakukan perlawanan kepada Panembahan Senopati, dengan cara dipanas panasi bahwa Ki Ageng Mangir jauh lebih sakti dari Raden Ronggo di Mataram, padahal maksudnya adalah kalau Ki Ageng Mangir terbunuh maka kekuatan Mataram yang bertambah dengan kekuatan Mangir akan sangat berkurang./
Berita pembunuhan Ki Ageng Mangir oleh Panembahan Senopati di singgasananya adalah sangat tendensius dan mengaburkan kisah sebenarnya yaitu Pengislaman Ki Ageng Mangir oleh Roro Pembayun dibantu Patih Mondoroko atau ki Juru Mertani, Inilah alasan para orientalis Belanda termasuk HJ De Graff membiarkan cerita sejarah ini berkembang, kemungkinan besar dengan pertimbangan bahwa asumsi Panembahan Senopati membunuh Ki Ageng Mangir adalah bukti kepengecutan dan kebengisan Panembahan Senopati sangatlah sesuai dengan politik "divide et empera" alias politik adu domba Penjajah Belanda disaat itu , Tak heran banyak budayawan baik Islam maupun non Islam yang mendukung kebenaran cerita pembunuhan Ki Ageng Mangir di singgasana raja Mataram, mereka enggan mencari kebenaran cerita tentang Ki Ageng Mangir itu./
Akhirnya atas perintah Panembahan Senopati raden Ronggo terbunuh secara misterius, diduga Raden Ronggo terbunuh oleh tombak kyai Baru Klinting milik Mangir oleh salah satu kerabat Mangir yaitu Patih Rojoniti diluar benteng kraton Kotagedhe. Tampaknya para kerabat Mangir memahami sebab sebab kematian pemimpinnya itu sehingga tidak timbul gejolak di wilayah Mangir juga mereka sudah diberi kesempatan membalas kematian Ki Ageng Mangir pada pembunuhnya.Sementara situs sejarah peninggalan Mangir berupa arca dan candi hindu yang menunjukkan ki Ageng Mangir adalah seseorang yang sebelumnya menganut agama Hindu, justru memperjelas bahwa akhirnya Ki Ageng Mangir mengikuti jejak putra - putri Brawijaya lainnya yaitu masuk Islam /
Sementara Roro Pembayun sebagai pahlawan Mataram diungsikan ke tanah Pati tempat kakeknya Ki Ageng Penjawi untuk mengobati luka hati akibat pembunuhan Ki Ageng Mangir suaminya, selanjutnya roro Pembayun melahirkan Bagus Wonoboyo yang ketika besar diasuh oleh pangeran Benawa putra Jaka Tingkir di Kendal Jawa tengah. Jadi kerabat Mataram masih selalu melindungi keberadaan Pembayun dan putranya itu, bahkan Pembayun dan Bagus Wonoboyo masih bertempur di Palagan Jepara 1618 bersama Tumenggung Bahurekso (tokoh kesayangan Sultan Agung), palagan gerilya Pangeran Jayakarta melawan JP Coen di Batavia yang berbasis di Kali Cikeas/ kali Sunter Tapos Depok 1620 dan terakhir palagan akbar Benteng Batavia VOC 1628 - 1629 .
Anak-anakku sering bertanya, " Yah, aku ini anak Aceh atau anak Jogya ?" aku tertawa sebab Aceh dan Jogya tak ada bedanya, darah tetap darah, kataku " Nak, darahmu asli darah pejuang, jiwamu asli jiwa pemberontak, pejuang dan pemberontak selalu sama, diperlakukan tidak adil oleh penguasa " ganti anakku tertawa (entah apa yang ada dalam pikirannya). Kembali ke Titik Nol 11 September 2010. 2 hari sesudah Iedul Fitri 1431 H.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWahh Blognya bagus Pak nambah pengetahuan tentang Budaya
BalasHapusMaturnuwun pak, masih kalah sama blog njenengan kok!
BalasHapusslm. menarik pak tulisannya boleh minta kontak emailnya? ada fb atau twitter ?
BalasHapusterimakasih pak, saya ada di Facebook dan di Twiter , salam kenal dari saya!
Hapussangat bagus pak..kalou bisa pos juga silsilah bahureksa pak suwun
BalasHapusKyai Ngabehi Bahu rekso adalah putra Ki Ageng Cempaluk sahabat pangeran Benowo putra Joko Tingkir raja Pajang yang masih satu keturunan dari Ki Ageng Ngerang Majapahit, selanjutnya Ki Ageng Cempaluk menjadi kontak person antara Panembahan Senopati dan Pangeran Benowo, Joko Bahu alias Raden Bahurekso adalah orang yang membuka Alas Roban pada saat pemerintahan Sultan Agung, Bahurekso adalah Jendral Mataram saat ekspedisi Kolodutho I yaitu penyerangan Mataram ke Batavia di tahun 1628 M.
Hapusterimakasih tulisannya saya heran saat diajak ziaroh makam dekat kali opak ternyata eyang saya masih keturunan Ki Ageng Wonoboyo,.. mohon penjelasan ya
BalasHapusKeturunan Ki Ageng Mangir Wonoboyo memang tersebar keseluruh wilayah di Nusantara, namun yang jelas radyan Lembu Amisani membangun trah Mangir dari wilayah Gunung Kidul kemudian cucunya membangun trah mangir di di Mangiran Bantul dipinggir kali Progo. Salam keluarga Mangir!
Hapuskalau Patih Rojoniti itu siapa ya bos
HapusMaaf ya saya ingin urun rembuk ; Ada yang 2 hal sangat berbeda dalam tulisan/artikel di atas;
BalasHapus1. mengenai watu gilang; watu gilang dimaksud adalah alas dampar dalem ingkan sinuwun Panembahan Senopati, yakni batu pipih setebal kira-kira 30 s/d 40 cm, sehingga ketika ingkan sinuwun Kanjeng P. Senopati duduk di dampar kencana dapat terlihat jelas dari para abdi yang duduk di belakang dalam pisowanan agung. Ketika Mataram dipecah menjadi dua, dampar tersebut tetap ditinggal di kraton Mataram (tidak dibawa) ke jogja ataupun ke Surakarta.
2. Mengenai pengIslaman Ki Ageng Mangir; Ketemu dengan Sekar Pembayun Ki Ageng Mangir sudah memeluk Islam, jadi Ki Ageng Mangir bukan di Islamkan oleh kelompok pembarang/pengamen ledek. Sandiguno dkk.)
3. Mengenai pembunuh sesungguhnya, bisa jadi artikel di atas benar, walau yang berkembang di masyarakat tetap pembunuhnya P. Senopati.
Cerita yg aku terima agk beda. Ki Ageng Mangir adalah orang yg sakti dg tombaknya hmpr tdk ada orang yg mampu mengatasinya, mgkn dg usapan selendang putri Pembayun kekuatan tombak jd lemah. Ki Ageng Mangir tdk mempan ditusuk tombak kyai Plered dan pusaka lain. Waktu itu kejadiannya "Mataram hampir kalah perangnya melawan Mangir" dan kemudian dicarilah akal untuk mengalahkannya. Oleh karena kesaktian ki Ageng Mangir berasal dr piandel baju Kere Waja dan ilmu kekebalan yg akan apes bila dia mandi disungai. Akhirx ada orang sakti yg menggunakan "Aji Jala Sutra" dmn jk orang terkena aji tsb mk orang tsb akan "sial/apes". Disinilah awal bencana bagi Mangir ketika dia istirahat ditepi sungai kemudian mandi dilepaslah baju Kere Wajanya dan mandi disungai. Tanpa diketahui olehnya ada srseorang yg bisa menghilang mendekat kearahx dan menghujamkn tombak tepat dilempeng/lambung samping. Kesalahan ki Ageng Mangir dia lupa bahwa pantangan ilmunya dia tdk boleh mandi disungai jg krn sbg keturunan raja2 Majapahit itu adlh hal yg tabu. Seandainya waktu itu mandi didaratan/kamar mandi meskipun baju Kere Wojo dulepas tetap tidak akan mempan senjata apapun melukainya.Satu kata sudah menjadi Taqdir yg Maha Kuasa bahwa Wahyu Keraton tanah Jawa ada di Mataram. Wallahu a'lam.
BalasHapusMas,sy dari malang-jatim. Mohon petunjuk / infonya, makam ki ageng mangir yg menantunya panembahan senopati itu fimana tepatnya yaa?? Berharap sekali utk petunjuk dari panjenengan.mohon blz di no.wa saja njih mas..matursembah nuwun..rahayu.. (hp/wa: 081335055758)
BalasHapusdi Palembang ada makam nyi gede pembayun dan ki seno. kira kira apakah ini nyi pembayun istri ki ageng mangir ya. nuwun
BalasHapusSaya punya nenek/mbah sastrolalem dari desa semampir Argorejo Sedayu Bantulmempunyai tombak baruklinting sama keris nogososro dan ibuku Satinem saat ini saya mau panggil nama mbah mangir udah datang duluan saya bertanya sama beliau bahwa aku adalah kamu.kamu adalah aku saya bingung jadinya dan saya gakpaham tuh tolong jelasi saya ini saya baru salam saja beliau udah ngasih rasa ada beliau(siapa sih saya ini sebenarnya tolong infonya)
BalasHapusMohon maaf,Kalau anda hanya menggali sejarah hanya dari kacamata (Maaf...sedikit2 Da'wah) anda tidak akan menemukan Cerita Mangir yang sebenarnya.
BalasHapusSecara sah Mangir Atau yang sering dinyatakan sebagai Ki Ageng Wana Baya adalah keturunan Bhre Mataram terakhir Raja Majapahit bernama Wijaya Karana.
Lalu Mataram Palsu (Mentauk) membuat cerita dan silsilah Pemanhan /Bagus Kacung menyandang Gelar Ki ageng Mataram karena Sutawijaya dengan Liciknya membunuh menantunya Sendiri demi membuat Legitimasi nama Mataram.
Trah Wanabaya adalah penerus Bhre Mataram yang sah hingga sampai ke Mangir. Dengan senapati handal Ki jaka Baru, Yang ahli diplomatik, dan beladiri serta siasat /strategi Perang. dengan terpaksa sejarah Trah Mataram harus dibrangus oleh cerita Bohong penuh Fitnah oleh pujangga Mataram Palsu.
* Cerita Tutur Mangir di daerah Godean Jogya Karta
* Mangir karya Pramodya A.
* Silsilah Raja2 Majaphit
* Pararaton
* Prasasti Jiyu 3