Anak-anakku sering bertanya, " Yah, aku ini anak Aceh atau anak Jogya ?" aku tertawa sebab Aceh dan Jogya tak ada bedanya, darah tetap darah, kataku " Nak, darahmu asli darah pejuang, jiwamu asli jiwa pemberontak, pejuang dan pemberontak selalu sama, diperlakukan tidak adil oleh penguasa " ganti anakku tertawa (entah apa yang ada dalam pikirannya). Kembali ke Titik Nol 11 September 2010. 2 hari sesudah Iedul Fitri 1431 H.
Nyutran Yogyakarta , Pemukiman Prajurit Mataram, Bumi Indah dimana aku dibesarkan
SEBELUM menjadi hunian,
wilayah Nyutran berupa hutan bambu dan alang-alang. Banyak ditemui bambu
apus, petung dan wulung. Bambu-bambu Nyutran biasa untuk memenuhi
kebutuhan keraton ketika itu. Di zaman Sri Sultan HB VII dan VIII,
misalnya, kerap dipakai membuat bedeng pada perayaan Garebeg di
Alun-alun Utara. Disebut Nyutran berkait fungsinya sebagai
barak Prajurit Nyutra. Pasukan elite ini sudah ada sejak zaman Sri
Sultan HB I. Sumbangan dari Madura sebagai tanda persaudaraan Adipati
Cakraningrat dengan Sultan Amangkurat Agung. Di Keraton Surakarta
disebut Prajurit Panyutra, seperti nama asalnya dari desa Panyutra,
Sumenep. Sedang di Yogya dinamai Prajurit Nyutra.
Dahulu, di sana bermukim Bupati Djajawinata.
Kemudian jadi kapling hunian Prajurit Nyutra. Sebagai bumi gadhuhan
hingga tiga generasi. Di zaman Sri Sultan HB VIII, statusnya
ditingkatkan jadi hak milik.
Prajurit Nyutra terjun berlaga ketika Inggris
(Rafles) menjarah Keraton Yogyakarta. Pada zaman perang Diponegoro juga
ikut melawan Belanda. Beberapa regu andalan dipimpin Embah Resi
Djaladara, Embah Tjitrapada, Embah Bei Padhasgempal dan Juranggrawah.
R Soehardji berhasil membuat reka-ulang
pemukiman Prajurit Kampung Nyutran secara spesifik mengacu pada nama nama wayang. Ada 90 kapling, masing-masing bernama tokoh
pewayangan. Pangkatnya dari Raden Panji (RP), Raden Ngabehi (R Ng),
Raden Sersan (RS) hingga Ngabehi (Ng). Nyutran jadi tak beda sekotak
wayang.
Nyutran juga dikenal sebagai markas pergerakan
rakyat. Sekitar 1923 hingga 1926, Nyutran dan kampung sekitarnya, jadi
basis Syarekat Rakyat. Darsono salah satu tokoh Syarekat Rakyat di
Nyutran, kata Soehardji. Darsono pernah memimpin penyerangan terhadap
Belanda. Tertangkap, lalu dibuang ke Digul selama 14 tahun, kembali ke
Jawa 1945. Nyutran masuk kalurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan. Sebelah utara
berbatasan Joyonegara, timur Tuntungan, selatan Mergangsan Kidul, barat
dibatasi Jl Tamansiswa Sumber: Koran Minggu Pagi No. 40 Th. 55 Minggu I Januari 2003 (16 Januari 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar